
Daunnya tunggal, berse, ingan, lonjong dengan pinggir daun rata, ujung daun runcing, pangkal daun tumpul, panjang 4-8 cm dan lebar 2-5 cm, pertulangan menyirip, dan warna daunnya hijau. Bunga majemuk tanaman ini terlihat diketiak daun, kelopak berbentuk cawan, berwarna hijau, kelopak berupa cawan, berwarna hijau, mahkota berupa oval, 4-5 helai berwarna putih.
Buah paria belut berbentuk bulat, panjangnya 75-150 cm, berdiameter 2-4 cm, berwarna hijau dengan bercak-bercak putih waktu masih tetap muda dan berwarna jingga waktu masak. Bijinya berbentuk pipih dan berwarna putih kekuningan.
Dipercaya, beberapa orang Sunda dan Jawa sering menggunakan tanaman ini dapat sebagai obat tradisional. Ia biasanya dipakai sebagai obat luka, obat cacing, dan pencahar.
Sisi yang sering dipakai yaitu akar dan kulit batangnya. Pasalnya, ke-2 segi tanaman paria belut ini mempunyai kandungan ekstrak etanol yang didalamnya ada kandungan alkoloid, tanin, polifenol, saponin, kardenolin atau bufadienol, dan flavonoid.
Nah, untuk Anda yang tertarik menggunakan paria belut sebagai obat luka, Anda hanya perlu menyiapkan ± 5 gr akar paria belut, lalu bersihkan hingga bersih. Lalu, rebus akar dengan 3 gelas air selama 20 menit, lalu saring dan dinginkan. Nah, setelah dingin baru Anda bisa gunakan air rebusan akar itu untuk bersihkan luka. Mudah kan?
Kecuali jadi obat tradisional, pemakaian lain yang menarik dari paria belut ini yakni buahnya dapat digunakan sebagai pengganti sabun.
Semoga bermanfaat ya infonya!
0 komentar:
Posting Komentar